Jangan Naik Dulu
Jangan Naik Dulu
Sepasang pengantin baru, melewatkan malam pertamanya di rumah ibu mempelai wanita yang sudah lama menjanda. Yuyun, si mempelai wanita duduk dipinggir ranjang ketika suaminya mulai membuka baju. Yuyun menjerit demi melihat dada suaminya yang berbulu lebat dan hitam itu.
Dengan ketakutan dia berlari kebawah dan menemui ibunya.
“Tubuhnya seperti binatang, Bu!” tangisnya.
“Kalem saja!” kata ibunya. “Naiklah kekamarmu dan lakukan tugasmu seperti layaknya seorang istri yang baik.”
Yuyun balik lagi kekamarnya diatas dan saat itu suaminya sedang melepas celana panjangnya. Kakinya juga penuh dengan bulu. Yuyun berlari lagi kebawah dengan menjerit-jerit.
“Ibu! Kakinya seperti monyet.”
“Gadis bodoh! kembalilah kekamarmu dan layani suamimu dengan baik. Jangan memalukan ibumu.”
Yuyun pun balik lagi kekamarnya. Saat itu didapatinya suaminya telah telanjang dan membaringkan diri diranjang menunggu istrinya yang masih anak-anak itu. Yuyun menjerit lagi dan berlari kebawah.
“Ibu! Besar sekali. Yuyun takut,” tangis Yuyun.
“Goblok! Sekarang kau tetap saja disini. Ibu yang akan naik keatas untuk mengatasinya. Awas jangan naik sebelum ibu turun,” kata si ibu degan marah
Akibat terlalu banyak lihat tv
Guru : Siapa presiden AS yang berkulit hitam?
Murid: Obama bin Layden
Guru : Siapa?... coba ulangi
Murid: Barack Ossama
Guru dan murid-murid: huhaha...huhaha....
Salah Turunkan Resleting
MARINI, pegawai sebuah kantor swasta asing pagi itu mau berangkat kerja dan lagi menunggu bus kota di mulut gang rumahnya. Seperti biasa pakaian yang dikenakan cukup ketat, roknya semi-mini, sehingga bodinya yang seksi semakin kelihatan lekuk likunya.
Bus kota datang, Marini berusaha naik lewat pintu belakang, tapi kakinya kok tidak sampai di tangga bus. Menyadari keketatan roknya, tangan kiri menjulur ke belakang untuk menurunkan sedikit resleting roknya supaya agak longgar.
Tapi, ugh, masih juga belum bisa naik. Ia mengulangi untuk menurunkan lagi resleting roknya. Belum bisa naik juga ke tangga bus.
Untuk usaha yang ketiga kalinya, belum sampai dia menurunkan lagi resleting roknya, tiba-tiba ada tangan kuat mendorong pantatnya dari belakang sampai Marini terloncat dan masuk ke dalam bus. Marini melihat ke belakang ingin tahu siapa yang mendorongnya, ternyata ada pemuda gondrong yang cengar-cengir melihat Marini.
“Hei, kurang ajar kau. Berani-beraninya nggak sopan pegang-pegang pantat orang!”
Si pemuda menjawab kalem, “Yang nggak sopan itu situ, Mbak. Masak belum kenal berani-berani menurunkan resleting celana gua.”
Sepasang pengantin baru, melewatkan malam pertamanya di rumah ibu mempelai wanita yang sudah lama menjanda. Yuyun, si mempelai wanita duduk dipinggir ranjang ketika suaminya mulai membuka baju. Yuyun menjerit demi melihat dada suaminya yang berbulu lebat dan hitam itu.
Dengan ketakutan dia berlari kebawah dan menemui ibunya.
“Tubuhnya seperti binatang, Bu!” tangisnya.
“Kalem saja!” kata ibunya. “Naiklah kekamarmu dan lakukan tugasmu seperti layaknya seorang istri yang baik.”
Yuyun balik lagi kekamarnya diatas dan saat itu suaminya sedang melepas celana panjangnya. Kakinya juga penuh dengan bulu. Yuyun berlari lagi kebawah dengan menjerit-jerit.
“Ibu! Kakinya seperti monyet.”
“Gadis bodoh! kembalilah kekamarmu dan layani suamimu dengan baik. Jangan memalukan ibumu.”
Yuyun pun balik lagi kekamarnya. Saat itu didapatinya suaminya telah telanjang dan membaringkan diri diranjang menunggu istrinya yang masih anak-anak itu. Yuyun menjerit lagi dan berlari kebawah.
“Ibu! Besar sekali. Yuyun takut,” tangis Yuyun.
“Goblok! Sekarang kau tetap saja disini. Ibu yang akan naik keatas untuk mengatasinya. Awas jangan naik sebelum ibu turun,” kata si ibu degan marah
Akibat terlalu banyak lihat tv
Guru : Siapa presiden AS yang berkulit hitam?
Murid: Obama bin Layden
Guru : Siapa?... coba ulangi
Murid: Barack Ossama
Guru dan murid-murid: huhaha...huhaha....
Salah Turunkan Resleting
MARINI, pegawai sebuah kantor swasta asing pagi itu mau berangkat kerja dan lagi menunggu bus kota di mulut gang rumahnya. Seperti biasa pakaian yang dikenakan cukup ketat, roknya semi-mini, sehingga bodinya yang seksi semakin kelihatan lekuk likunya.
Bus kota datang, Marini berusaha naik lewat pintu belakang, tapi kakinya kok tidak sampai di tangga bus. Menyadari keketatan roknya, tangan kiri menjulur ke belakang untuk menurunkan sedikit resleting roknya supaya agak longgar.
Tapi, ugh, masih juga belum bisa naik. Ia mengulangi untuk menurunkan lagi resleting roknya. Belum bisa naik juga ke tangga bus.
Untuk usaha yang ketiga kalinya, belum sampai dia menurunkan lagi resleting roknya, tiba-tiba ada tangan kuat mendorong pantatnya dari belakang sampai Marini terloncat dan masuk ke dalam bus. Marini melihat ke belakang ingin tahu siapa yang mendorongnya, ternyata ada pemuda gondrong yang cengar-cengir melihat Marini.
“Hei, kurang ajar kau. Berani-beraninya nggak sopan pegang-pegang pantat orang!”
Si pemuda menjawab kalem, “Yang nggak sopan itu situ, Mbak. Masak belum kenal berani-berani menurunkan resleting celana gua.”